TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengecam aksi pengeboman di berbagai lokasi di Sri Lanka pada hari Minggu Paskah.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo terus memantau perkembangan situasi dan telah berkoordinasi dengan otoritas keamanan, rumah sakit dan Perhimpinan WNI setempat, menurut rilis Kemenlu RI kepada Tempo, 21 April 2019.
Menurut Kemenlu RI, hingga kini belum ada informasi korban WNI dalam teror bom tersebut. Tercatat sekitar 374 WNI di Sri Lanka, termasuk 140 di ibu kota Sri Lanka, Kolombo.
Baca: Teror Bom Paskah di Sri Lanka, 138 Tewas dan 400 Luka
Kementerian Luar Negeri juga mengimbau keluarga dan kerabat yang membutuhkan bantuan konsuler, dapat menghubungi hotline KBRI Kolombo di nomor +94772773127.
Pada Ahad pagi, Sri Lanka diserang sejumlah teror bom. Menurut Al Jazeera, total delapan bom meledak di hotel dan gereja di Sri Lanka, yang menewaskan 156 orang dan 400 korban luka, ketika Misa Hari Paskah. Namun jumlah korban kemungkinan terus bertambah.
Ambulans terparkir di depan Gereja St Anthony pasca-ledakan bom, di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Ahad, 21 April 2019. Sebanyak 138 orang lebih dilaporkan tewas dan 400 lebih terluka dalam ledakan bom di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka pada Minggu Paskah. REUTERS/Dinuka Liyanawatte
Tiga ledakan terjadi di gereja-gereja Katolik, sementara tiga ledakan lainnya dilaporkan di hotel-hotel mewah, yakni Cinnamon Grand, Kingsbury dan Shangri-La, yang terletak di jantung ibu kota Kolombo.
Ledakan pertama dilaporkan di sebuah gereja yang terletak di ibu kota. Ledakan lain terjadi dalam waktu setengah jam.
Baca: Kepala Polisi Sri Lanka Sempat Peringatkan Teror Bom 10 Hari Lalu
Salah satu gereja yang menjadi sasaran adalah St Anthony's Shrine di Kolombo. Dua lainnya adalah St. Sebastian's di Negombo, sekitar 30 km dari ibukota dan satu lagi di Batticaloa, 250 km timur ibu kota.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe bertemu pejabat militer penting Sri Lanka pada pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional setelah ledakan. Perdana menteri juga menyerukan diadakannya sidang darurat parlemen Sri Lanka pada hari Senin.